Dec 17, 2020

[Review Buku] FILSAFAT ILMU: Kajian Filosofis atas Sejarah dan Metodologi Ilmu Pengetahuan

 


Judul Buku : Filsafat Ilmu: Kajian Filosofis atas Sejarah dan Metodologi Ilmu Pengetahuan

Nama Penulis : Yeremias Jena

Penerbit : Deepublish

ISBN : 978-Nomor ISBN

Cetakan : Pertama, Juli Tahun 2015

Jumlah Halaman : 267 Halaman


Sinopsis

Secara garis besar buku ini membahas persoalan-persoalan dalam filsafat ilmu tentang mempelajari dasar atau fundamen, metode, dan implikasi dari sains. Persoalan utama yang diangkat dalam filsafat ilmu pengetahuan yaitu bagaimana mengkaji atau merefleksikan secara filosofis unsur-unsur hakiki dari teori ilmiah dan tujuan yang hendak diwujudkan oleh sains. Kedua filsafat ilmu juga mengkaji secara filosofis apa tujuan dari sains. Ketiga yaitu diskusi filosofis seputar sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Dan yang keempat yaitu diskursus filosofis atas ilmu-ilmu dan hubungan mereka dengan agama dan religiositas. Buku ini membahas tiga dari empat tema besar filsafat ilmu secara mendalam.


Definisi Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti “pencari” atau “pecinta” (philein) dan sophos atau sophia yang berarti “hikmat” atau “pengetahuan”. Maka secara etimologis, filsafat ilmu diartikan sebagai “pencari atau pecinta kebijaksanaan”.

Menurut Jenny Teichmann dan Ketherine C. Evans dalam Philosophy: A Beginner’s Guide (1999), filsafat adalah “a study of problems which are ultimate, abstract and very general. These Problems are concerned with nature of existence, knowledge, morality, reason and human purpose.” Menunjukkan bahwa mereka yang menyebut dirinya “filsuf” harus menjadi orang yang terus mencintai kebijaksanaan atau kebenaran.

Sebenarnya filsafat pertama-tama adalah sebuah sikap, persisnya sikap bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu, mempertanyakan apa saja. Filsafat tidak lebih dari sebuah metode, yakni cara, kecenderungan, sikap bertanya tentang segala sesuatu, termasuk mempertanyakan kesadaran dan pengetahuan subjek yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut. (Jena, Y., 2015).

Dari memahami konsep berpikir, ditarik dua kesimpulan yaitu yang pertama, filsafat dipahami sebagai suatu upaya, proses, metode, cara, dambaan untjk mempersoalkan apa saja untuk sampai pada kebenaran. Kedua, fisafat dilihat sebagai upaya untuk memahami konsep, ide atau gagasan. Orang yang suka bertanya, dan terus-menerus mempersoalkan segala sesuatu dapat disebut sebagai filsuf.


Sumber-Sumber Filsafat

Filsafat bersifat terbuka kepada semua orang, terutama kepada mereka yang tidak merasa puas dengan kejelasan realitas. Oleh karena senjata utama filsafat adalah bertanya (mengajukan pertanyaan-pertanyaan), maka dengan bertanya kita sebetulnya terus mempersoalkan realitas.

Tiga hal yang mendorong manusia berfilsafat adalah keheranan, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.

  • Keheranan (Kekaguman)
    Menurut Plato keadaan heran membuat seseorang menjadi pening karena telah mengatasi keadaan biasa, dan mulai berjumpa dengan perspektif orientasi bagi dirinya. Filsafat dipahami sebagai tindakan bertanya-tanya disertai rasa kagum/heran. Sementara itu, Aristoteles berpendapat bahwa di dalam segala kegiatan manusia sehari-hari, filsafat dengan rasa heran sebagai perangsangnya menelusuri kembali/terus bertanya tentang apa-apa yang diambilnya. “Kemampuan untuk mengadakan renungan filsafat mengangkat manusia di atas martabat dan derajatnya sendiri.”

  • Kesangsian
    Tentang kesangsian filosofis, Agustinus dari Hippo (354 – 430) dalam ajarannya tentang iluminasi, menggeluti secara serius masalah skeptisisme sebagai aliran pemikiran yang bisa diandalkan atau tidak. Menurut Agustinus, skeptisisme tidak tahan uji. Memang ada atau terdapat kebenaran-kebenaran yang teguh. Rasio insani dapat mencapai kebenaran-kebenaran yang tak tergantikan.

  • Kesadaran akan keterbatasan
    Karl Jasper (1883 – 1969), mengatakan bahwa di hadapan berbagai macam ilmu yang juga berbicara mengenai manusia, manusia sebenarnya tidak menemukan satu ilmu pun yang berbicara mengenai “aku sebagai subjek”. Proyek pencarian jati diri “aku sebagai subjek” inilah yang ia sebut sebagai penerangan eksistensi (existenzerhellung). Bagi Jasper, penerangan eksistensi diperoleh melalui itu mengatasi dunia yang terbatas ini. Saya yang sudah terbatas tidak bisa menemukan dunia yang mendasari jati diriku dalam hal-hal yang terbatas.


Alasan Belajar Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya filsafat mempunyai dua kegunaan yaitu individual dan sosial. 

Manfaat Individual

  1. Filsafat berguna untuk memuaskan keingin tahuan individu yang sifatnya sederhana
  2. Filsafat dapat membantu individu untuk menukan prinsip-prinsip yang benar dan bemanfaat dalam mengarahkan hidup dan perilakunya
  3. Filsafat membantu individu untuk memperdalam arti hidup
Manfaat Sosial
  1. Prinsip dan pemikiran filsafat membentuk organisasi sosial berdasarkan basis atau fondasi tertentu yang pernanen
  2. Filsafat sosial terdiri dari serangkaian prinsip-prinsip atau hukum-hukum yang menuntut keyakinan dan penerimaan atas kebenaran mereka
Manfaat Filsafat Ilmu bagi Mahasiswa
  1. Membantu mahasiswa untuk semakin kritis dalam sikap alamiahnya
  2. Membantu mahasiswa untuk menjadi ilmuwan yang andal di kemudian hari
  3. Membantu mahasiswa dalam pekerjaannya di kemudian hari
  4. Membantu memecahkan persoalan-persoalan yang ditimbulkan modernisme seperti kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.

Definisi Sains

Kata sains berasal dari Bahasa Latin scientia, yang artinya “pengetahuan” atau knowledge, yaitu bangunan atau susunan sistematis yang membentuk dan mengatur pengetahuan yang tersusun dalam penjelasan-penjelasan yang bisa diuji diprediksi mengenai alam semesta. Secara tradisional, “sains” merujuk kepada badan atau banngunan pengetahuan itu sendiri.

Di zaman modern sains umumnya digunakan untuk merujuk upaya mencari dan mendapatkan pengetahuan, jadi tidak semata-mata pengetahuan itu sendiri. Lalu pada abad ke-19, kata “sains” mulai dihubungkan dengan metode ilmiah (scientific method). Kemudian pada abad ke-19 pula dimana kata ilmuwan (scientist) pertama kali diciptakan oleh William Whewell (1794-1866).


Pendapat Saya

Buku ini menyajikan pembahasan tentang filsafat ilmu dengan cara “filsafat” itu sendiri. Maksudnya adalah buku ini menggambarkan arti dari filsafat secara mendalam, historical, linguistik, berdasarkan hakikat dari filsafat tersebut. Dapat disebutkan bahwa buku ini mengajak kita memahami filsafat dengan “berfilsafat”. Cukup direkomendasikan untuk mahasiswa yang sedang mempelajari tentang mata kuliah filsafat ilmu karena bahasa cukup dapat dipahami.


Kepustakaan

Jena, Yeremias. FILSAFAT ILMU: Kajian Filosofis atas Sejarah dan Metodologi Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Deepublish



[Review Buku] FILSAFAT ILMU: Kajian Filosofis atas Sejarah dan Metodologi Ilmu Pengetahuan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Gusti Hidayat

1 komentar: