Jurnal :
Jurnal al-Ghazwah FAI Universitas Yudharta
Volume
& Halaman : 1(1), 39-56
Tahun : 2017
Penulis
: Rosichin Mansur
Link : jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/elgozwah/article/view/586
ISSN : 2085-2894
Reviewer
: Gusti Ahmad Hidayat
Latar Belakang
Proses berpikir manusia yaitu karakter yang paling sehat menghasilkan sebuah ilmu. Ilmu menjadi alat dalam memecahkan masalah hidup bersifat empiris, sistematis, objektif, analitis, verifikatif, progresif, kritis, dan perwujudan timbal balik dalam teori dan praktik. Dalam perkembangannya, ilmu mencari kebenaran selalu berbenturan dengan masalah hakikat. Untuk itulah filsafat dapat menjadi idola ilmu-ilmu masa depan.
Pendahuluan
Seiring berjalannya zaman, kemampuan berpikir manusia pun terus bergerak maju ke depan. Manusia mulai berpikir tentang diri sendiri, alam, dan Tuhan. Manusia mulai berpikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya yang mengantarkan manusia pada gerbang filsafat.
Filsafat adalah ilmu tentang segala sesuatu yang menyelidiki keterangan atau sebab yang sedalam-dalamnya (Poedjawijatna, 1980:8). Manusia yang keluar dari batasan-batasan penjelajahan ilmu dan menapakkan kaki di lingkaran dunia filsafat, yaitu dunia cinta kebijaksanaan.
Percikan Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu menjadi jawaban sebagai pemecah kebuntuan yang dihadapi oleh ilmu, karena ilmu tak mampu memecahkan problema yang ada, khususnya untuk hakikat ilmu.
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah) (Suriasumantri, 2010:33). Sedangkan Peter Caws berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Sedangkan May Brodbeck merumuskan filsafat ilmu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu (Gie, 2012:10,21). Mohtar mengatakan bahwa filsafatilmu ialah suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat asas menuju keterangan tentang pengetahuan yang benar (Akhadiah dan Listyasari, 2011:109).
Penulis mengartikan filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakekat ilmu, atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara filsafati (Rosichin Mansur, 2017).
Tujuan Filsafat Ilmu
Tujuan filsafat ilmu menurut Martini Djamaris:
Memperdalam unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh dapat dipahami sumber, hakikat, dan tujuan ilmu;
Memahami sejarah pertumbuhan dan perkembangan serta kemajuan ilmu di berbagai bidang sehingga dapat diperoleh gambaran proses penemuan ilmu sejak zaman Yunani Kuno sampai zaman postmodern;
Mempertegas bahwa antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan (Akhadiah dan Listyasari, 2011:113).
Dapat dipahami tujuan filsafat ilmu yaitu memahami sumber, hakikat, tujuan, dan sejarah berkembangnya ilmu.
Karakteristik Ilmu
Menurut Edwin C. Kemble, ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan teratur dan teruji yang didasarkan pengamatan cermat. Senada dengan Louis Pasteur, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh pengamatan sistematis, percobaan, dan penalaran (Gie, 2012:73,75).
Penulis mengartikan ilmu sebagai pengetahuan empiris yang disusun secara sistematis yang kebenarannya diuji secara empiris, riset, dan percobaan.
Lima ciri-ciri pengetahuan menurut The Liang Gie, yaitu:
Empiris: pengetahuan diperoleh berdasarkan pengalaman
Sistematis: berbagai informasi yang ada saling memiliki hubungan
Obyektif: ilmu harus bebas dari prasangka seseorang
Analitis: pengetahuan selalu berusaha membeda-bedakan secara jelas bagian-bagiannya
Verifikatif: dapat diuji kebenarannya.
Netralitas Ilmu
Masih diperdebatkan para llmuwan tentang netralitas ilmu, apakah ilmu itu bebas nilai atau terikat nilai. Bebas nilai atau tidaknya suatu ilmu tidak mudah untuk ditentukan, diperlukan melihat dari sisi epistemologi, aksiologi, dan ontologinya. Terlepas dari ilmu itu bebas nilai atau tidak, tetap saja ilmu tidak mampu menjawawab tentang hakikat keberadaannya sendiri dan tetap akan membutuhkan filsafat ilmu. Filsafat ilmu akan membantu menemukan titik terang dari makna hakikat ilmu. Filsafat ilmu menjadi ilmu rujukan terhadap ilmu-ilmu yang tak pernah mengerti hakikat keberadaannya sendiri.
Asumsi Saya dan Kesimpulan
Maksud dari penulis mengatakan bahwa filsafat ilmu adalah ilmu idola masa depan ialah filsafat ilmu dapat menjelaskan segala keburaman yang dimiliki oleh suatu ilmu akan hakikatnya. Saya sependapat dengan penulis, karena memang benar untuk menjawab pertanyaan mengapa suatu ilmu ini ada, adalah dengan mempelajari filsafat ilmu. Karena pada dasarnya tujuan ilmu filsafat adalah memberikan pencerahan terhadap suatu pertanyaan besar tentang suatu eksistensi.
Kepustakaan
Mansur, R. 2017. Filsafat Ilmu Filsafat Idola Masa Depan. Jurnal al-Ghazwah FAI Universitas Yudharta. 1(1), 39-56
[Review Jurnal] Filsafat Ilmu Filsafat Idola Masa Depan
Rating: 4.5
Diposkan Oleh: Gusti Hidayat
👍🏻👍🏻👍🏻
ReplyDelete