DOI :
10.1002/(SICI)1098-2736(199901)36:1<107::AID-TEA7>3.0.CO;2-3
Reviewer
: Gusti Ahmad Hidayat
Latar Belakang
Di dalam beberapa jurnal filsafat sains (salah satunya Brian Alters 1997), dikemukakan bahwa ada banyak sifat sains atau Nature of Science (NOS) yang kurang mendapat respon positif pada siswa terhadap instrumen dalam NOS seperti Nature of Scientific Knowledge Scale (NSKS), Nature of Science Scale (NOSS), Test on Understanding Science (TOUS), dll. Sekarang lah saatnya bagi para pendidik sains untuk mempertimbangkan kembali prinsip standar untuk NOS. Jurnal ini mencoba mengungkap “Kompleksitas Bizantium” dari pandangan filosofis tentang NOS dan menyarankan beberapa peran filsafat ilmu dalam pengajaran sains dan pendidikan guru sains.
Esensialisme dan Kesamaan Keluarga dalam NOS Konsep NOS mengandalkan tiga hal berikut:
Bahwa pada hakikatnya sains ditemukan karena ada siswa dan diajarkan serta merta untuk siswa;
Bahwa daftar prinsip dapat menjelaskan sifat sains; dan
Agar suatu disiplin ilmu dianggap sebagai ilmu, tentang pandangan esensialis sains.
Para filsuf kebanyakan menganggap hal ini adalah sebuah pertanyaan yang menyimpulkan bahwa pandangan esensialis ini tidak dapat dipertahankan. Sebaliknya mereka memperlakukan “sains” seperti yang disebut Ludwig Wittgenstein sebagai konsep “family resamblance” atau “keserupaan keluarga”. "Sains" bukanlah sebuah konsep yang dibatasi secara tajam, tetapi lebih menunjukkan serangkaian contoh paradigmatik.
Area Konsesus tentang NOS “Tujuan utama sains adalah memperoleh pengetahuan tentang dunia fisik” Kimball's (1967). Prinsip awal adalah: “Kekuatan pendorong fundamental dalam sains adalah keingin tahuan tentang fisik alam semesta. Itu tidak memiliki hubungan dengan hasil, aplikasi, atau penggunaan selain dari generasi pengetahuan baru. Banyak yang mengadopsi prinsip ini, dan Alters memilih sebagian darinya untuk menjadi survei pertama pertanyaan.
Secara pedagogis, esensialisme tentang NOS mungkin tepat. Artinya, keputusan yang harus diambil dibuat berdasarkan tingkat perkembangan siswa yang bersangkutan. Meskipun demikian, file pengandaian bermasalah seperti yang muncul dalam studi Alters, karena itu mengarah pada banyak filosofis kontroversi. Untuk keperluan diskusi kita, kita akan terus menggunakan sains standar label pendidikan "sifat sains", mengakui bahwa itu adalah singkatan dari sekelompok nilai, metode, dan aktivitas.
Sebuah Taksonomi dalam Isu Filsafat
Studi Alters mengaburkan area konsensus yang substansial di antara mereka baik pendidik sains maupun filosof sains dan gagal mengungkap apa yang diperdebatkan masalah filosofis. Penulis menekankan bahwa filosofis tentang sains lebih dari sekumpulan, lebih dari sekedar prinsip. Para ilmuwan harus memberikan kontribusi yaitu dengan membuat hubungan yang eksplisit antara literatur filosofis dan debat para pendidik NOS.
Asumsi Saya dan Kesimpulan
Sejujurnya saya tidak terlalu paham tentang konteks jurnal ini, yang pasti saya tangkap adalah jurnal ini adalah sebuah kelanjutan atau mengambil referensi dari jurnal Brian Alters (1997) dan mengkritisi terkait pandangannya tentang filsafat ilmu. Jurnal ini memfokuskan tentang sifat sains atau Nature of Science (NOS) dalam filsafat ilmu khususnya pada pendidikan guru sains. Penulis menimbang kembali tentang konsep NOS setelah sebelumnya kurang mendapat respon positif dari siswa. Mereka mengkritisi asumsi dari Alters tentang hal ini dan memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang NOS ini.
Kepustakaan
Eflin, J., Glennan, S., dkk. 1999. The nature of science: a perspective from the philosophy of science. Journal of Research in Science Teaching. 36(1), 107-116. doi: 10.1002/(SICI)1098-2736(199901)36:1<107::AID-TEA7>3.0.CO;2-3
[Review Jurnal] The Nature of Science: A Perspective from the Philosophy of Science
Rating: 4.5
Diposkan Oleh: Gusti Hidayat
🔥👍🏻
ReplyDelete